Pages

Monday, January 3, 2011

Resesnsi Film Gung Ho


Review

Film ini mengambil setting tempat di sebuah kota bernam Hadleyville. Penduduk kota tersebut sangat tergantung dengan satu pabrik mobil disana karena penghasilan mereka berasal dari bekerja pada pabrik tersebut. Namun kini pabrik mobil itu sudah tutup. Untuk menghidupkan kembali kota tersebut, dikirimlah Hunt Stevenson (Michael Keaton) ke Jepang untuk membujuk perusahaan Assan Motor agar membuka pabrik di kotanya.

Sebelum naik pesawat yang menuju ke Jepang, Hunt mendapat dukungan dari teman-temannya. Ketika di Jepang, hunt tidak tahu arah mana yang harus ia tempuh karena ini merupakan kali peratamanya ia berada di Jepang. Sampai ia harus tersesat ke persawahan. Kemudian ia sampai pada perusahaan Assan Motor. Namun ia berada di ruang hukuman. Di tempat itu lah ia bertemu dengan Oishi Kazuhiro (Gedde Watanabe). Kazuhiro adalah seorang pekerja Assan Motor yang sedang menjalani hukuman karena gagal sebagai eksekutif di perusahaan tersebut. Sesaat kemudian Hunt sampai pada ruang rapat para petinggi perusahaan Assan Motor.

Di ruang tersebut, Hunt mempresentasikan tentang kota Hadleyville dan penduduknya yang membutuhkan pekerjaan. Hunt juga memaparkan tentang kondisi pabrik mobil yang masih bagus dan siap untuk digunakkan oleh Assan Motor. Akhirnya setelah presentasi selesai, tidak ada pernyataan sama sekali dari Assan Motor. Dan Hunt pun pulang dengan kecewa dan merasa gagal.

Setelah kembali ke kotanya, Hunt terus mencari pekerjaan. Sampai akhirnya dia merasa putus asa. Namun datanglah kabar bahwa perusahaan akan membuka pabrik di Hadleyville. Mendengar hal itu tentunya semua penduduk kota gembira dan mempersiapkan acara penyambutan yang meriah. Sejak itulah Hunt dianggap sebagai pahlawan kota Hadleyville.

Kemudian tibalah Assan Motor di Hadleyville dengan penyambutan yang meriah. Hunt merasa tidak asing dengan pria yang keluar dari pesawat. Ya, ia adalah Kazuhiro, orang yang pernah Hunt temui dulu ketika ia sedang menjalani masa hukuman. Kini Kazuhiro berposisi sebagai manajer perusahaan Assan Motor cabang Hadleyville. Dan Kazuhiro harus sukses mengatur perusahaan Assan Motor di Hadleyville untuk membuktikan bahwa ia lulus dari hukuman.

Segera setelah pabrik di atur sedemikian rupa, para penduduk bekerja di Assan Motor. Kemudian Hunt diminta untuk menjadi orang yang menengahi antara perusahaan dengan pekerja (supervisor). Hunt dengan gembira menerima tawaran tersebut. Kebiasaan orang Jepang sebelum bekerja adalah senam. Hal ini membuat tertawa para pekerja amerika. Karena mereka tidak biasa senam sebelum bekerja. Namun, dengan keahlian Hunt sebagai supervisor, dia dapat mengajak teman-temannya yang pekerja untuk mengikuti senam ala Jepang tersebut.

Di sinilah clash antara pekerja Jepang dan Amerika terjadi. Perbedaan budaya yang kentara sekali menyebabkan beberapa konflik antara pekerja Jepang dan Amerika. Contoh perbedaan budaya antara pekerja Jepang dan Amerika adalah :

1. Pekerja Jepang selalu berolahraga sebelum kerja dimulai, sedangkan pekerja Amerika tidak.

2. Pekerja Jepang selalu datang lebih awal dan pulang lebih akhir, sedangkan pekerja Amerika adalah kebalikannya.

3. Loyalitas pekerja Jepang lebih tinggi daripada pekerja Amerika. Mereka –pekerja Jepang—menganggap urusan perusahaan adalah urusan utama, melebihi apapun.

4. Pekerja Amerika meliburkan diri jika ada acara keluarga, sedangkan pekerja Jepang selalu masuk kerja walaupun ada cara apapun.

Keempat point di atas hanyalah sebagian kecil perbedaan budaya antara Jepang dan Amerika yang tampak di film yang disutradarai oleh Ron Howard ini. Perbedaan – perbedaan budaya inilah yang menyebabkan Assan Motor hampir gagal mengambil alih perusahaan Amerika. Karena Assan Motor telah berada di penghujung kehancuran, maka Hunt membuat sebuah kesepakatan untuk membuktikan bahwa orang Amerika tidak seburuk yang orang Jepang pikir. Kesepakatannya adalah pekerja Assan Motor wajib membuat 15.000 buah mobil dalam sebulan. Jika kesepakatan itu tercapai, maka gaji buruh pabrik Assan Motor akan dinaikkan dan diangkat jadi pegawai tetap. Jika tidak mampu mencapai kesepakatan itu, maka tidak ada kenaikan gaji dan pengangkatan menjadi pegawai tetap. Walaupun hanya kurang satu mobil. Kedua belah pihak pun sepakat untuk menjalankan kesepakatan itu.

Ketika Hunt mencoba memberi tahu kesepakatan itu ke anak buahnya, mereka tentu merasa keberatan dan mecoba untuk menawar untuk membuat hanya 13.000 buah mobil. Hunt terpaksa berbohong agar anak buahnya tidak kecewa, Ia menyetujui jika akan ada kenaikan gaji dan pengangkatan menjadi pegawai tetap jika hanya tercapai 13.000 mobil.

Suatu ketika, ada seorang pegawai yang terkena musibah kecelakaan kerja. Sebagian pegawai menjenguknya ke rumah sakit dan ada seorang petinggi Assan Motor yang merupakan pekerja Jepang yang juga menjenguk pegawai itu. Mereka membahas kesepakatan itu dan di sanalah semuanya terkuak. Semua pegawai akhirnya tahu jika Hunt ternyata berbohong. Semua pegawai marah dan hampir menyerang Hunt. Hunt merasa tertekan karena pegawainya mogok kerja dan begitu juga Kazuhiro. Ia merasa tertekan karena pekerja Jepang lainnya memandang bahwa Ia tidak becus mempimpin perusahaan karena Ia masih terlalu lembek.

Tetapi, ada itikad baik dari Hunt dan Kazuhiro. Mereka akan tetap menjalankan kesepakatan itu, karena mereka merasa bertanggung jawab untuk menjalankan amanat agar perusahaan ini sukses dan terus berjalan. Mereka membuat 15.000 buah mobil dalam sebulan oleh diri mereka sendiri, ya, hanya berdua saja. Dengan 4 tangan. Akan tetapi, pegawai yang lain tidak tega melihat kerja keras mereka berdua dan karena semakin mendekati final inspeksi yang akan dilakukan oleh bos besar Assan Motor dari Jepang, jadi semua buruh bersemangat untuk menjalankan kesepakatan itu. Mereka bahu membahu untuk membuat mobil sebanyak 15.000 buah. Mereka rela jika tidak ada waktu bagi keluarga.

Dan tiba saatnya hari final inspeksi. Bos besar yang terkenal disiplin dan sangat loyal dalam bekerja tampak sangat teliti dalam menilai 15.000 mobil yang hampir selesai dibuat. Apalagi Ia diyakinkan oleh seorang pegawai yang kurang menyukai Kazuhiro bahwa kesepakatan ini tidak akan berjalan, karena kinerja orang Amerika yang malas-malasan.

Karena para sudah mendekati deadline kesepakatan, mereka menjadi tidak maksimal dalam membuat mobil-mobil tersebut. Jadi, banyak ditemukan kecacatan sana-sini ketika inspeksi dilakukan. Setelah semua dihitung, jumlah mobil yang sempurna hanya 14.994 buah yang berarti kurang 6 buah mobil lagi. Dengan semangat yang tinggi para pegawai bekerja sama membuat 6 buah mobil yang harus dibuat dalam waktu yang sempit.

Pada akhirnya, jumlah mobil pun tercapai hingga 15.000 mobil. Tetapi, ketika salah satu mobil ditest, ditemukan kecacatan yang fatal. Tetapi, bos besar Assan Motor tersebut menghargai kerja keras para pegawai Assan Motor walaupun kesepakatan tidak terpenuhi dengan baik. Sesuai dengan janji, kenaikan gaji dan pengangkatan pegawai pun terlaksana. Kazuhiro dinilai telah melakukan tugasnya dengan baik dan ‘dosa’ nya terdahulu tertembus oleh berhasilnya kesepakatan ini. Hunt pun dianggap sebagai pahlawan dan hubungannya dengan para pegawai Assan Motor menjadi baik seperti semula.


Analisis SWOT karakter tim Amerika 

Tim Amerika memiliki kekuatan di sisi sosialnya. Tim Amerika memiliki jiwa sosial yang kuat dan peduli kepada keluarga dan sesama. Kekurangannya adalah tim Amerika susah untuk kerja keras, tidak mau melihat fakta bahwa Jepang lebih unggul, dan terlihat santai. Untuk opportunities, tim Amerika memiliki kesempatan untuk mencapai sukses dengan keseimbangan antara skill dan jiwa sosial. Sedangkan untuk ancamannya, tim Amerika bisa hancur karena wataknya yang sombong dan selalu menganggap diri mereka lebih hebat tanpa melihat fakta yang ada.


Analisis SWOT karakter tim Jepang 

Tim Jepang kuat di sisi disiplin, kerja keras, dan ulet. Tim Jepang selalu berusaha mencapai target sebaik dan secepat mungkin. Namun kekurangan tim Jepang adalah tidak bisa simpati terhadap lingkungan sekitar dan terlalu mementingkan perusahaan dibanding keluarga. Mereka hampir seperti robot. Untuk opportunities, tim Jepang bisa mencapai sebuah tujuan dengan sangat cepat dan terencana. Ini berkat karakter tim Jepang yang pekerja keras dan ulet. Namun adapula ancaman, keluarga mereka akan tidak seharmonis keluarga tim Amerika. Dan juga mereka akan mudah terkena stress berlebih karena terlalu ditekan untuk mencapai target.


Analisi SWOT karakter tim baru dari ‘Cross Culture’ antara tim Amerika dengan Jepang 

Tim baru ini memiliki kekuatan keduanya. Yaitu mereka pekerja keras namun tidak sampai melupakan kehidupan sosial. Sedangkan untuk kelemahannya, tim baru ini mungkin tidak akan secepat dan sekeras tim Jepang dalam mencapai suatu target. Kemudian dalam hal opportunities, tim ini bisa mencapai target dengan lebih bagus dan lebih cepat dari tim Amerika. Dan juga jiwa mereka lebih sehat karena mementingkan kehidupan sosial disamping kehidupan bekerja. Namun ada ancaman yang menanti, yaitu kurang bisa menargetkan sesuatu yang tinggi karena karakter tim Jepang sudah di warnai karakter tim Amerika yang lebih santai dalam bekerja. 

No comments: