MENKOMINFO vs. RIM

Akhir-akhir ini berita tentang ultimatum Menkominfo terhadapat RIM (Research In Motion) mencuat ke permukaan. Menkominfo mengancam akan memblokir akses RIM apabila yang bersangkutan tidak memblokir konten pornografi. Hal ini mengundang pro kontra dari para ahli maupun selebriti.

Kebanyakan selebriti kontra terhadap keputusan menkominfo tersebut. Mereka beralasan bahwa dengan memblokir akses BlackBerry berarti memperlambat perkembangan informasi di Indonesia. Mereka juga beralasan BB (BlackBerry) itu dipakai untuk kegiatan bisnis. Padahal kenyataanya BB itu lebih banyak dipakai oleh kaula muda yang kerjaannya online di facebook dan twitter. Mereka juga terlihat takut seakan-akan dunia akan runtuh jika BB tidak ada. Mereka tidak open-minded. Pada kenyataannya toh masih ada pilihan yang lain yang malah lebih bagus dari BB.

Memang layanan yang disediakan oleh RIM lewat BBM (BlackBerry Messenger) sangat menjaga privasi karena hanya ada satu server, yaitu di Kanada. Namun seharusnya RIM juga membuka server di Indonesia. Karena RIM membuka usaha disini dan meraup keuntungan dari sini juga. Menkominfo sudah sejak beberapa bulan yang lalu meminta agar RIM mendirikan server di Indonesia. Namun tampaknya permintaan itu tak digubris oleh RIM.

Sampai pada akhirnya keluar ultimatum dari menkominfo. Jika kita lihat data statistik, pengguna BB di Indonesia merupakan ke-3 terbesar di dunia. Ini merupakan lahan bisnis yang bagus bagi RIM. Seharusnya RIM juga memikirkan hal ini. Karena jika akses layanan RIM benar-benar diblokir, berarti mereka kehilangan lahan subur bisnisnya. Hal ini seharusnya benar-benar dipikirkan oleh pihak RIM.



Indonesia tidak akan terhambat dalam masalah perkembangan teknologi. Apalagi sekarang banyak smartphone Android yang jelas lebih hebat dari smartphone BB. BB memang unggul dalam hal konektivitas dan layanan BBM -nya. Namun hal itu di zaman ini sudah bisa dibuat dengan cepat. Saya prediksi jika RIM benar-benar diblokir, maka layanan yang mirip BBM akan bermunculan.

Berikut adalah beberapa alasan mengapa Tifatul Sembiring mengultimatun RIM:

1. Kita minta RIM agar hormati & patuhi Peraturan perundangan yg berlaku di Indonesia, terkait dg UU 36/1999, UU 11/2008 & UU 44/2008

2. Kita minta RIM agar buka perwakilan di Indonesia, karena pelanggan RIM di Indonesia untuk Blackberry sudah lebih dari 2 juta.

3. Kita Minta RIM agar membuka service center di Indonesia untuk melayani & mudahkan pelanggan mereka yang juga WNI.

4. Kita minta RIM agar merekrut dan menyerap tenaga kerja Indonesia secara layak dan proporsional.

5. Kita minta RIM agar sebanyak mungkin menggunakan konten lokal Indonesia, khususnya mengenai software.

6. Kita minta RIM agar memasang software blocking terhadap situs-situs porno, sebagaimana operator lain sdh mematuhinya.

7. Kita minta RIM agar bangun server/repeater di Indonesia, agar aparat hukum dapat melakukan penyelidikan terhadap pelaku kejahatan tmsk koruptor.

8. Sejauh ini terkesan RIM meng-ulur-ulur waktu untuk menjalankan komitmen mereka. Apakah kita sebagai bangsa mau diperlakukan spt itu?

"Kalau ada nasionalisme di dada kita & ingin menjadi bangsa berwibawa, pasti sebagian kita akan setuju poin2 yang saya sampaikan tentang RIM," demikian Tifatul dalam postingan twitter-nya.

Mengutip poin terakhir yang disebutkan oleh Pak Tifatul, saya sangat setuju. Seharusnya RIM bisa menghargai regulasi dan peraturan yang ada di Indonesia, mengingat RIM sudah meraup keuntungan dari pasar Indonesia. Operator seluler di Indonesia sudah mematuhi peraturan tentang blokir terhadap akses pornigrafi. Sekarang saatnya RIM ikut mematuhi jika ingin usahanya tetap berjalan di Indonesia.